Umroh Ke Tanah Suci Mekkah

Tuesday, February 16, 2010

Mekkah dan Madinah adalah dua kota yang diyakini oleh umat Islam membawa makna mendalam dalam sejarah Islam. Terutama dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad Saw. Dua kota suci ini diyakini dan dirindukan oleh setiap umat Islam. Mereka rela menempuh perjalanan mengarungi benua untuk berdoa, beribadah, dan menyembah kepada Allah SWT.
Pada Picnic Together kali ini, saya akan berbagi cerita tentang perjalanan ibadah Umrah kami sekeluarga ke Tanah Suci Mekkah dan kota-kota disekitarnya.

Hari 1: Keberangkatan
Setelah sholat subuh berjamaah di rumah, kami sekeluarga menuju bandara Juanda Surabaya berkumpul di Terminal Keberangkatan Internasional pukul 05.00 pagi untuk persiapan keberangkatan menuju Jeddah Via Brunei. Pesawat Royal Brunei akan berangkat sekitar pukul 07.00 pagi hari dan tiba di Bandara Bandar Sri Bengawan pukul 10.25 (waktu setempat), dan pada pukul 12.00 siang (waktu setempat) pesawat melanjutkan perjalanan menuju Jeddah. Lama perjalanan dari Brunei ke Jeddah memerlukan waktu sekitar 13 jam didalam pesawat. Tidak bisa dibayangkan betapa jauhnya perjalanan untuk memenuhi panggilan Allah SWT. Tetapi, dengan keiklasan hati dan do'a yang tidak henti-hentinya diucapkan untuk keselamatan kami dalam pesawat, akhirnya kami sampai di Bandara King Abdul Azziz, Jeddah. Kami tiba di Jeddah pukul 09.00 malam (waktu Jeddah) atau pukul 03.00 dini hari (waktu Indonesia). Selisih waktu antara Indonesia dan Jeddah sekitar 4 jam. Setelah beristirahat sebentar sambil melaksanakan sholat dan makan malam di Jeddah, akhirnya perjalanan dilanjutkan lagi menuju Kota Madinah dengan bus. Perjalanan dari Jeddah ke Madinah memerlukan waktu sekitar 6-7 jam.

Hari ke 2: Kota Madinah
Setelah sampai di Kota Madinah dan beristirahat sebentar, kami menunaikan sholat Subuh berjamaah di Masjid Nabawi. Masjid Nabawi adalah Masjid yang dibangun Rasulullah SAW bersama para sahabat dan kaum Muslimin, pembangunannya dimulai pada Rabi’ul Awal tahun 1 Hijriyah (September 662 M) setelah beliau hijrah dari Makkah ke Madinah, didirikan ditengah kota Madinah. Masjid Nabawi memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin.
Dalam Hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa :
"Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) memiliki pahala 1000x dan Shalat di Masjidil Haram (Mekkah) memiliki pahala 100000x".
Hari pertama di Kota Madinah, kami habiskan dengan beribadah sebanyak-banyaknya di Masjid Nabawi.

Hari ke 3
Setelah melaksanakan sholat Subuh dan makan pagi bersama-sama, kami mulai berziarah di Kota Madinah. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Quba, Masjid Qiblatain, Sab'ah, Jabal Uhud dan Pasar Kurma.

Masjid Quba:
Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah beliau ke kota Madinah, yang dibangun di atas sebidang tanah milik Khalsum bin Hadam dari Kabilah Amir bin Auf. Di Masjid inilah, shalat berjamaah untuk pertama kalinya dilaksanakan. Masjid yang terletak 5 km sebelah selatan dari Masjid Nabawi ini telah mengalami renovasi berkali-kali. Pada masa Rasulullah SAW hingga Khulafaur Raasyiduun, Masjid Quba masih berupa bangunan sederhana. Serambi untuk shalat di sebelah utara bertiang pohon kurma, beratap datar dari pelepah dan daun kurma yang dicampur dengan tanah liat.

Masjid Qiblatain.
Masjid Qiblatain terletak diatas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, Madinah.Masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua. Sejarah masjid ini bermula ketika Rasulullah SAW mampir ke kota ini saat perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Nabi sempat melakukan takziyah ke rumah Ny. Ummitasyar di kampung Salamah karena wanita itu baru saja berduka karena putranya meninggal dunia. Karena sudah waktunya sholat Dzuhur, maka Nabi melaksanakan sholat. Pada saat itulah, turun wahyu dari Allah, yang isinya memerintahkan supaya kiblat Masjid diubah. Saat wahyu itu turun, Nabi sudah menyelesaikan dua rakaat. Karena turun wahyu secara tiba-tiba agar segera mengubah kiblat, maka pada rakaat berikutnya, Nabi langsung memutar arah kiblat. Perubahan kiblat ini langsung diikuti oleh para jamaah. Dengan perubahan tersebut, maka jika sebelumnya arah kiblat menuju ke Masjidil Aqso di Palestina, maka berubah menuju Masjidil Haram di Saudi Arabia.
Wahyu tersebut, sesuai dengan Surah Al Baqarah ayat 111 yang artinya," Sesungguhnya Kami, (sering) melihat mukaMu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan Kamu ke kiblat yang Kamu sukai. Palingkanlah mukaMu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukaMu ke arah nya. Dan sesungguhnya, orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa, berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Allahnya, dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan."

Jabal Uhud
Jabal Uhud adalah sebuah bukit yang menjadi saksi gugurnya para Syuhada di Madinah. Uhud adalah saksi perang besar antara kaum Muslim dengan kafir Quraisy yang peristiwanya akan terus dikenang hingga akhir masa. Jabal Uhud (gunung Uhud) mempunyai ketinggian hanya 1.050 meter. Berlokasi sekitar 5 km sebelah utara kota Madinah. Sebelum dibangun oleh pemerintah Kerajaan Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang masuk ke Madinah maupun yang menuju Mekkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.
Perang Uhud terjadi pada 15 Syawal 3 H (Maret 625).

Pasar Kurma
Di Madinah, perkebunan kurma tampak dimana-mana. Melihat perkebunan kurma seperti melihat perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Pohon kurma ditanam dalam petak tersendiri. Satu petak tanah sekitar 5X5 meter persegi untuk sebuah pohon kurma. Lahan di sekeliling pohon diberi jalur untuk pengairan. Kota Madinah adalah salah satu penghasil kurma terbaik. Buah kurma asal Madinah, lebih kering, kenyal dan manis. Kurma Madinah dikenal dengan nama kurma Nabi, kurma Safawi dan kurma Ambhar.

Hari ke 4 : Perjalanan Madinah - Mekkah
Pagi hari setelah melaksanakan sholat Subuh, kami mengunjungi sebuah tempat yang ada didalam masjid Nabawi, yaitu Raudhoh. Dalam Raudhoh ini terdapat Maqom Nabi, maqom Abubakar Assidiq (sahabah Nabi) dan Maqom Umar bin Khatab (sahabat Nabi). Dan disebelah Raudhoh ini terdapat Mimbar Nabi dan Mihrab. Raudhoh adalah "Taman Surga", berdasarkan Hadist Nabi SAW: "Diantara rumahku dan Mimbarku adalah sebagian dari Taman Surga". (Muttafaq Alaih). Dengan Izin Allah SWT akhirnya kami dapat masuk kedalam Raudhoh dan melaksanakan sholat Tahyatul Masjid dan berdo'a disini. Konon katanya bila kita dapat sholat dan berdoa di depan Raudhoh, InsyaAllah akan terkabulkan semua do'a kita. Untuk perempuan tidak dapat melihat langsung Raudhoh karena ditutupi kain putih penyekat antara Laki-laki dan Perempuan.
Setelah beribadah di Masjid Nabawi, siang hari kami melanjutkan perjalanan ke Kota Mekkah dengan bus. Pakaian yang dikenakan untuk laki-laki adalah pakaian Ihrom dan untuk wanita menutup semua anggota badan kecuali muka. Diperjalanan rombongan berhenti di Masjid Bir Ali untuk mengambil Miqat Umroh. Dalam keadaan suci seluruh anggota badan, kami melaksanakan sholat Tahyatul Masjid 2 rakaat dan membaca niat Umroh. Perjalanan Madinah-Mekkah memerlukan waktu sekitar 5 jam. Setelah sampai di Mekkah dan pembagian kamar tidur, kami dibimbing menuju Masjidil Haram untuk melaksanakan sholat Ashar, Tawaf Umroh dan Sa'i. Tawaf adalah mengelilingi ka'bah sebanyak 7 kali, Sa'i adalah mengelilingi bukit Safa ke Marwah dan sebaliknya sebanyak 7 kali. Setelah itu, mencukur sedikit rambut.

Hari ke 5 : Beribadah di Masjidil Haram Mekkah
Masjidil Haram terletak di kota Mekkah, Allah memilihnya sebagai:
1. Tempat dibangunnya rumah Allah
2. Kota kelahiran dan kenabian Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, penutup para rasul
3. Tempat beribadah para hamba-Nya serta adanya kewajiban atas mereka untuk mengunjunginya, baik dari jauh maupun dekat
4. Tempat yg tidak boleh seorang pun masuk ke dalamnya kecuali dengan kerendahan hati, khusyu’, kepala terbuka dan meninggalkan segala bentuk pakaian dan perhiasan dunia
5. Tempat yg dijadikan Allah sebagai tanah suci yang aman, yang tidak boleh ada pertumpahan darah
6. Tempat untuk menghapuskan segala dosa-dosa dimasa lalu
7. Tempat yang Allah telah mensyaria’tkan untuk bertawaf di ka’bah.

Hari ke 6 : Ziarah Kota Mekkah
Hari ini rombongan kami ziarah ke Padang Arafah, Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina, Jabal Nur, Jabal Tsur, dan Masjid Ji'ronah untuk mengambil Miqot Umroh ke 2.

Padang Arafah adalah daerah terbuka dan luas di sebelah timur luar kota suci umat Islam di Mekkah, Arab Saudi. Di padang yang luas ini, pada suatu hari (siang hari) tanggal 9 Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah berkumpullah lebih dari dua juta umat Islam dari berbagai pelosok dunia untuk melaksanakan inti ibadah haji yaitu ibadah Wukuf di Arafah.
Jabal Rahmah adalah sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi setelah berpisah selama 200 tahun.Di puncak Jabal Rahmah ada sebuah tugu yang menandai tempat pertemuan itu, untuk mencapai tempat itu hanya berjarak 150 m dari bawah, diperlukan waktu 15-20 menit untuk mendakinya.
Jabal Tsur adalah sebuah gua yang menjadi tempat persembunyian Rasulullah bersama Abu Bakar Shiddiq selama tiga malam dari kejaran kaum Quraisy.Kaum Quraisy urung mengempur gua lantaran melihat sarang laba laba dan sarang burung menutupi Gua. Inilah bukti kebesaran Allah.
Jabal Nur berada sekitar 621 meter diatas permukaan laut, atau sekitar 6 km sebelah utara dari Masjidil Haram. Di pinggiran tebing Jabal Nur terdapat sebuah goa kecil yang bernama Goa Hiro, yang dikenal sebagai tempat dimana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya.
Masjid Jironah: Ji’ronah sebenarnya adalah nama seorang wanita yang mengabdikan dirinya untuk membersihkan dan menjaga sebuah masjid disebuah kampung yang terletak 16 km dari Mekkah. Karena daerah ini merupakan wilayah perbatasan maka di masjid inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Mekkah bagi orang asing atau tempat miqat bagi penduduk asli Mekkah. Ji’ronah juga merupakan miqat paling tinggi derajatnya dibanding miqat yang lain. Dikampung ini terdapat beberapa tempat ziarah, salah satunya sebuah Masjid dan Sumur Bir Thoflah. menurut riwayatnya sumur ini dahulunya terdapat salah satu mukjizat Rasulullah SAW saat kehabisan air usai perang Hunain. Rasulullah SAW bersama para pejuang Islam berhenti untuk membagi-bagikan hasil kemenangan. Karena persediaan air habis dan disana tidak ada sumur, Nabi SAW memukulkan tongkatnya lalu keluarlah air. Air ini sering dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan tidak pernah kering.

Hari ke 7 :
Pada hari ini kami perbanyak dengan beribadah di Masjidil Haram dan berbelanja barang-barang dan pernak pernik di Mekkah. Karena esok hari kami akan segera meninggalkan kota Mekkah.

Hari ke 8 : Mekkah - Jeddah City tour - Brunei
Pagi hari setelah melaksanakan sholat Subuh dan sarapan pagi, kami melaksanakan Thawaf Wada' yaitu Thawaf perpisahan dengan mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali dan salam perpisahan akan meninggalkan kota Mekkah dan kembali ke tanah air. Setelah melaksanakan Thawaf Wada' kami berdo'a untuk terakhir kalinya di Masjidil Haram dengan memohon jika dipanjangkan umur akan dipanggil kembali dengan membawa orang-orang yang tersayang. Amin.
Siang harinya kami meninggalkan kota Mekkah menuju ke Jeddah. Sesampai di Jeddah kami berwisata sekitar Jeddah antara lain mengunjungi laut Merah, Masjid Terapung, dan Shoping di Ballad. Pada petang hari, kami menuju bandara untuk pulang ke tanah air melalui Brunei.

Hari ke 9 : Brunei City Tour - Surabaya
Setelah menempuh perjalanan selama lebih kurang 13 jam, maka siang harinya kami sampai di Brunei. Tempat yang kami kunjungi adalah Masjid Jami' Asr Hassanil Bolkiah, Istana Nurul Iman, Museum Royal Regalia dan masih banyak lagi. Dan malam harinya kami melanjutkan perjalanan pulang menuju ke Surabaya dan sampai di bandara Juanda pukul 12 malam.

Demikianlah, tulisan perjalanan saya melaksanakan Umrah ke Tanah Suci Mekkah, Madinah, dan mampir di negara Brunei, semoga menjadikan kenangan yang terindah dan berharap untuk kembali melihat Ka'bah yang megah bersama keluarga tercinta. Amin.

Note: Tempat do'a yang mustajab
Di Ka’bah dan Masjidil Haram:
1. Waktu Thawaf
2. Multazam (Ka’bah)
3. Dibawah Mizab (Talang Emas)
4. Sofa
5. Marwah
6. Waktu sa’i
7. Dalam Ka’bah
8. Dibelakang Maqom Ibrahim
9. Ditelaga Zam-zam
10.Hijir Ismail

Diluar Batullah:
1. Padang Arafah (wukuf)
2. Raudhoh (Masjid Nabi)
3. Muzdalifah
4. Mina
5. Jumratul Aqobah
6. Jumratul Wustha
7. Jumratul Ula

Jajanan Khas Bandung

Friday, February 12, 2010

Peuyem
Peuyeum adalah makanan yang berasal dari Jawa Barat, Indonesia (daerah Sunda) yang terbuat dari singkong yang di fermentasi. Makanan ini mirip dengan tape yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Perbedaan utamanya ialah bahwa peuyeum kering dan tape sedikit agak basah. Proses pembuatan dan penyimpanannya peuyeum digantung.
Kini peuyeum hadir dalam wujud baru, peuyeum panggang, yaitu kue yang sudah melalui proses pemanggangan.Panganan yang baru beredar sejak tahun lalu ini memang terbilang unik. Jika biasanya kita menikmati tape yang terasa asam manis, tapi peuyeum panggang rasa tapenya sudah dipadupadankan dengan coklat, keju juga colenak. Peuyeum Panggang dapat ditemui melalui dikios-kios yang menjual oleh-oleh khas Bandung, di beberapa gerai oleh-oleh di Cihampelas, di Bandara serta di kawasan Dago. Jadi jika anda ingin mencoba membawa oleh-oleh yang beda dari yang lain, peuyeum panggang bisa jadi alternatif baru.

Cireng
Jajanan yang banyak dijumpai di pinggiran jalanan kota Bandung adalah Cireng. Cireng sudah tidak dibuat sederhana lagi tetapi sudah dengan inovasi baru, baik dari segi bentuk, bahan, rasa dan isi. Kita dapat menikmati Cireng dengan berbagai isi yang menarik, antara lain:Cireng Isi Ayam, Cireng Isi Baso, Cireng Isi Keju, Cireng Isi Daging, Cireng Isi Sosis, Cireng Isi Abon, Cireng Isi Oncom, Cireng Isi Kornet, Cireng isi Keju, dan masih banyak lagi.
Bahan untuk membuat cireng adalah tepung kanji, tepung terigu, air, merica bubuk, garam, bawang putih, kedelai putih, daun bawang yang diiris halus, minyak goreng untuk menggoreng.
Sajikan hangat dengan saus sambal, sambel kacang, atau kecap cabai rawit.

Mie Kocok
bagi yang tinggal di bandung mungkin sudah tidak asing lagi dengan mie kocok. Makanan ini adalah campuran dari mie, touge, kaki sapi (kikil), dan uratnya, ditambah dengan kuah dari rempah-rempah. Pada saat menghidangkannya dapat ditambah dengan sambal dan jeruk nipis.

Siomay dan Batagor
Olahan dari siomai adalah daging cincang yang dibungkus kulit yang tipis dari tepung terigu. Tetapi, siomai juga dapat dibuat dari berbagai jenis variasi siomai, mulai dari siomai ikan tenggiri, ayam, udang, kepiting, atau campuran daging ayam dan udang. Bahan untuk isi dicampur dengan sagu atau tapioka. Telur ayam rebus dan sayuran seperti kentang, pare, dan kubis juga dihidangkan di dalam satu piring bersama-sama siomai. Siomai bandung dihidangkan setelah disirami dengan saus kacang yang dibuat dari kacang tanah yang dihaluskan dan diencerkan dengan air. Bumbu untuk saus kacang antara lain cabai, gula pasir, bawang putih, garam dapur, dan cuka atau jeruk limau. Sewaktu disajikan, siomai bisa diberi tambahan kecap manis, sambal botol, atau saus tomat.
Sedangkan batagor adalah olahan dari siomai yang digoreng. Batagor singkatan dari Baso Tahu Goreng. Jajanan khas Bandung ini memang merupakan modifikasi dari Baso Tahu, yaitu Tahu yang diisi dengan adonan siomay, dimasak dengan cara dikukus lalu digoreng, dan disajikan dengan saus kacang dan kecap ditambah perasan jeruk limau.
Siomai dan batagor juga banyak kita jumpai dipinggiran jalan kota Bandung atau di cafe-cafe.

Combro
Combro adalah makanan rakyat yang rasanya juga nikmat, dengan isian oncom di dalamnya. Bahan untuk isi combro adalah oncom dicuci dan dihaluskan, batang seledri diiris halus, minyak untuk menumis.
Bumbu Combro (dihaluskan) : cabe rawit, cabe merah, bawang putih, bawang merah, garam dan gula menurut selera.
Cara Membuat Combro :
1. Isi : tumis bumbu halus sampai matang dan harum. Masukkan oncom, aduk, beri 100 ml air. Masak sampai matang dan air habis. Masukkan seledri, aduk sampai layu, angkat, dinginkan.
2. Campur ubi kayu parut dan garam. Ambil 1-2 sendok makan adonan, bulatkan, tipiskan, beri 1/2sdm adonan di tengahnya, tutup kembali, bentuk menjadi bulat telur.
3. Goreng dengan api sedang hingga matang kecoklatan, tiriskan dan hidangkan selagi hangat dan empuk.

Khas Suroboyoan

Thursday, February 11, 2010

Surabaya disimbolkan dengan sebuah patung yang berbentuk Ikan hiu (bahasa Jawa adalah Suro) dan Buaya (Boyo). Patung ini terletak tepat didepan Kebun Binatang Surabaya.
Makanan khas yang saya kenal pertama kali di kota Surabaya adalah rujak cingur. Waktu pertama kali makan makanan tersebut, tentunya belum cocok dengan lidah Palembangku, maklum lidahku terbiasa dengan masakan pakai santan dan cuka empek-empek. Tetapi, lama kelamaan akhirnya Rujak Cingur menjadi salah satu makanan favoritku. Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk, dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring. Cingur adalah bahan andalan yang berasal dari sapi berupa kikil. Konon kata “Cingur” sendiri berarti Mulut. Banyak yang beranggapan kalau Cingur tersebut berasal dari mulut Sapi. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah-buahan seperti ketimun, krai (sejenis ketimun khas Jawa Timur), bengkoang, mangga muda, nanas, kedondong yang ditambah dengan lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo dan cingur serta sayuran-sayuran seperti tauge, kangkung, kacang panjang, dan kubis. Semua bahan tersebut dicampur dengan bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang, gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan pisang klutuk yang masih muda. Semua bumbu dicampur dengan cara diuleg. Hmhmm... enak sekali, dan biasanya saya makan rujak cingur tanpa memakai lontong tapi ditambah dengan nasi.

Tempat wisata pertama kali yang kami kunjungi adalah Pantai Kenjeran. Pantai kenjeran terletak disebelah timur kota Surabaya. Taman hiburan pantai menawarkan objek wisata alami dengan fasilitas permainan untuk anak-anak seperti komedi putar, perosotan, jungkat-jungkit, tangga lingkar, dan permainan anak lainnya. Hal lain yang menarik dari pantai Kenjeran adalah bibir pantainya yang ditata dengan arsitektur Cina (Kya-Kya Kenjeran, nama tepian pantai ini). Gaya arsitekturnya yang cantik membuat Kya-Kya Kenjeran menjadi tempat rekreasi favorit keluarga di Surabaya. Pada malam hari, Kya-Kya terlihat lebih menarik. Cahaya temaram dari lampion-lampion cantik yang bergelantungan membuat suasana pantai terasa indah. Ditepian pantai banyak penjual yang menjual makanan, minuman dan asesoris dari kerang. Pengunjung bisa menikmati aneka makanan laut di restoran sea food yang berderet di sepanjang pantai, makanan laut khas Surabaya seperti lontong kupang, sate kerang, dan kepiting rebus. Cobalah naik perahu ke tengah laut. Banyak nelayan yang menyediakan jasa perahu. Mintalah pada nelayan tersebut untuk mengantarkan berperahu ke tengah laut. Dari tengah laut, kita bisa melihat panorama pantai Kenjeran secara utuh dengan segala aktivitasnya, juga dapat melihat dari dekat hiruk-pikuk kapal-kapal nasional maupun internasional yang hendak berlabuh atau bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Hal yang ketiga yang saya kenal dari Surabaya adalah Monumen Tugu Pahlawan, Monumen ini setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 10 bidang. Monumen ini berada di tengah-tengah kota, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu icon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November dimana pada tahun 1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.

Surabaya merupakan kota pelabuhan laut. Saat ini pelabuhan Tanjung Perak telah berkembang menjadi pelabuhan Internasional terbesar kawasan Indonesia Timur, Disamping sebagai pelabuhan kargo dan penumpang, Tanjung Perak dilengkapi pula dengan terminal peti kemas. Pelabuhan penumpang Tanjung Perak menghubungkan Surabaya dengan kota-kota pelabuhan lain di Indonesia. Di sebelah pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, yakni pelabuhan ferry dengan tujuan Madura.

Demikianlah sekilas khas Suroboyoan yang saya ketahui, semoga menjadi tambahan pengetahuan untuk kita semua.

Masjid Kubah Emas Brunei

Monday, February 8, 2010

Pulang dari menunaikan ibadah umroh di tanah suci tempo hari, pesawat Royal Brunei yang kami tumpangi dari Jeddah Arab Saudi transit di negara Brunei selama 6 jam. Setelah lapor kedatangan di bandara Brunei, travel yang membawa kami sekeluarga mengajak jalan-jalan di daerah sekitarnya.

Brunei terletak di Pulau Kalimantan (Borneo) dan memiliki wilayah yang berbatasan dengan Serawak dari sebelah Barat sampai Timur, serta berbatasan dengan Laut Cina Selatan di sebelah Utara.

Pemerintahannya bercorak monarki konstitusional dengan Sultan menjabat sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan merangkap Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan yang dibantu oleh Dewan Penasihat Kesultanan dan beberapa Menteri. Perekonomian Brunei Darussalam yang bertumpu pada sektor minyak bumi dan gas menjadikan negara ini memiliki pendapatan nasional yang termasuk tinggi di dunia. Satuan mata uangnya adalah Brunei Dolar, yang memiliki nilai yang sama dengan Dolar Singapura. Tak heran jika Sultan Hassanal Bolkiah juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia dengan kekayaan diperkirakan sekitar 400 trilyun rupiah.

Tempat yang kami kunjungi adalah sebuah masjid yang berkubah emas yaitu masjid Jami Asr Hassanil Bolkiah. Masjid ini dikenal juga sebagai masjid Kiarong, yang merupakan masjid terbesar di Brunei Darussalam. Raja Brunei Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu'izzaddin Waddaulah Ibni Al-Marhum Sultan Haji Omar 'Ali Saifuddien Sa'adul Hkairi Waddien membangun masjid ini sebagai peringatan untuk mengenang 25 tahun Sultan memerintah. Masjid yang terletak di jalan Tutong, Kg. Kiarong, Kiulap Brunai Darusalam ini merupakan bukti sejarah perkembangan Islam dari masa ke masa.

Asal usul berkembangnya Islam disini tidak terlepas dari Kerajaan Tanjungpura, Sukadana dan Sambas. Yang menonjol dari masjid megah ini adalah gaya arsitektur khas arab yang menghiasi kubah dan menara masjid, mirip dengan masjid di kota Mekah dan Madinah. Terdapat 29 kubah besar dan kecil berlapis emas . 2 kubah besar bertengger di atas atap masjid, dan 27 kubah kecil yang berdiri mengitari setiap sudut masjid. Masjid ini memiliki 4 menara yang masing-masing tingginya 189 kaki. Ada sekitar 297 anak tangga pada setiap menara tersebut. Melalui menara ini, pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dan juga pemandangan Bandar Seri Begawan dan Kampong Ayer.

Menurut catatan sejarah berdirinya masjid ini, jumlah 29 adalah simbol dari Sultan Hassanal Bolkiah sebagai Sultan Brunei yang ke-29. Terdapat lima pintu masuk ke lokasi ini, di samping dua pintu khusus untuk keluarga kerajaan dan tamu negara.

Palembang Kota Minyak

Saturday, February 6, 2010

Saya lahir di kota Palembang (Sumatra Selatan), Indonesia. Begitu banyak kenangan masa kecil saya di kota ini. Kain songket Palembang yang berkualitas dan bermotif indah dengan benang sulam emasnya, jajanan khas Palembang, Jembatan Ampera yang membelah kota menjadi 2 bagian yaitu Palembang sebelah Hilir dan Palembang sebelah Hulu, Benteng Kuto Besak, Sungai Musi, Plaju kota minyak, Masjid Agung yang megah, tarian Gending Sriwijaya untuk menyambut tamu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kalo ngomong tentang makanan palembang tidak akan ada habisnya karena banyak sekali makanan khas palembang. Contohnya pempek, kemplang, tekwan, model, lemang, celimpungan, laksan, kue maksuba, dan masih banyak lagi. Pempek mudah ditemukan di setiap sudut Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Bahkan kantin-kantin di sekolah pasti ada yang menjual pempek.

Di sepanjang Sungai Musi, kita dapat menemukan beberapa objek wisata yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Sungai ini menjadi andalah masyarakat Palembang dalam hal transportasi air. Dapat dilihat dari banyaknya perahu (taksi) motor yang mondar-mandir membawa penumpang yang ingin menyeberang. Jika berkeliling di sepanjang Sungai Musi, kita harus menggunakan perahu bermotor dengan menyewanya dibawah Jembatan Ampera.

Kuto Besak merupakan keraton, pusat Kesultanan Palembang Darussalam dan sebagai pusat kekuasaan tradisional. Pengertian "Kuto" berasal dari kata Sansekerta yang artinya adalah kota, puri, benteng atau kubu. Sedangkan pengertian "Besak" diartikan sebagai pagar yang tinggi yang berbentuk dinding. Kuto Besak lokasinya berdekatan dengan kantor Walikota Palembang, tepatnya di pinggiran sungai Musi. Secara historis, Benteng Kuto Besak memiliki kepentingan umum, yaitu pengatur benda cagar budaya yang dapat menunjang pembangunan nasional di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain. Salah satu strategi pengembangan terbaik di kawasan kota bersejarah ini adalah dengan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat wisata dengan bangunan bersejarah sebagai objek wisata di kota Palembang. Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah.

Masjid Agung Palembang atau yang dulu dinamakan Masjid Sultan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Diresmikan pemakaiannya pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748). Ukuran bangunan masjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Natadagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. Pada awal pembangunannya (1738-1748), masjid ini tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atap yang melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan. Bentuk masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang. Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.

Kota Plaju adalah kota minyak yang menurut cerita nenek moyang disana adalah merupakan anak sungai yang bermuara ke Sungai Musi yang mengalir melalui daerah yang saat ini menjadi Rumah sakit dan masjid JAUHARUL IMAN (masjid kuno), dan juga merupakan nama pohon yang dahulu cukup banyak tumbuh disekitar sungai Plaju, sungai Komering dan Pulau Layang. Pohonnya sangat tinggi dan buahnya bulat (lebih besar dari buah apel) berwarna hijau sewaktu masih mentah, jika buahnya sudah matang berwarna merah menyala dan jika sudah tua kulitnya berserabut kasar, pohon ini termasuk tumbuhan rawa atau lebak dalam bahasa Palembang. Ada juga yang mengatakan Plaju berasal dari tumbuhan perdu yang banyak tumbuh didaerah ini, di Simpang Pipa hingga Pal Tigo atau di Lebak Berayun, sering dijumpai perdu kecil dengan bunga berwarna kuning yang disebut bunga Pelaju. Plaju dengan Kilang minyaknya adalah tempat untuk menyuling minyak mentah dari lapangan minyak yang ada di sekitar Palembang dan Jambi.

Gending Sriwijaya merupakan tarian masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala pemerintahan negara dan sahabat, duta besar atau yang setara itu. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu. Tarian dibawakan oleh 9 orang penari yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka adalah penari inti yang dikawal dua penari lainnya yang membawa payung dan tombak. Sedang di bagian belakang adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Pada saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah digantikan dengan memakai tape recorder. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya dilakukan oleh putri raja, Sultan atau bangsawan.

Melintasi Jembatan Suramadu

Friday, February 5, 2010

Jembatan Suramadu (Surabaya - Madura) telah dibuka dan diresmikan pada tanggal 10 Juni 2009 oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Keluargaku mempunyai rencana untuk melintasi jembatan Suramadu sambil rekreasi ke Madura. Hari yang telah ditetapkan tiba, pagi hari kami berangkat menuju kesana. Jarak tempuh dari rumah ke jembatan ini kira-kira 35 km, atau kira-kira 1,5 jam untuk sampai di gerbang jembatan. Jembatan ini dikelolah oleh Jasa Marga. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 30 ribu untuk satu mobil, kamipun melewati jembatan Suramadu ini dengan pelan-pelan sambil menikmati indahnya selat Madura dan cantiknya pembangunan jembatan Suramadu.

Jembatan Suramadu dibangun mulai tanggal 20 Agustus 2003 adalah jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura yang melintasi di selat Madura. Panjang jembatan ini adalah 5.438 m (17,841 kaki). Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara saat ini, terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura khususnya di bidang infrastruktur dan ekonomi karena Pulau Madura relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.

Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliyun Rupiah. Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan penghubung ini terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Setelah sekitar 15 menit kami diatas jembatan Suramadu, akhirnya kami sampai di kota Bangkalan Madura. Pada saat itu pembangunan di sekitar kota Bangkalan memang sedang dilakukan, pembangunan gedung-gedung pertokoan di dekat pintu keluar jembatan arah Bangkalan sedang dalam pengembangan.

Hampir 2 jam kami di Bangkalan, akhirnya kami pulang ke Surabaya melewati jembatan Suramadu lagi.

Air Terjun Coban Rondo

Wednesday, February 3, 2010

Pada musim liburan anak-anak kemaren, kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Malang, Jawa Timur. Terlalu banyak arena wisata yang telah kami kunjungi seperti Wisata Sengkaling, Wisata Selecta, Alun-alun kota Malang, tapi Wisata air terjun Coban Rondo baru kali ini kami kunjungi. Ternyata tempat wisata itu tidak kalah indahnya dengan tempat wisata lainnya, bahkan di sini kami menemukan pemandangan alam yang sulit ditemukan di kota Surabaya.

Air Terjun Coban Rondo merupakan salah satu tempat wisata yang dimiliki di kabupaten Malang , Jawa Timur, Indonesia yang letaknya ±12 km dari kota Batu, tepatnya di Desa Pandansari kecamatan Pujon, dengan jarak tempuh setengah jam dari pusat kota Malang, atau lebih kurang 3 jam dari kota Surabaya. Sebelum masuk ke Kecamatan Pujon, di pertigaan jalan desa Pandansari tampak sebuah patung sapi dan patung seorang ibu memeras susu sapi. Patung itu menunjukkan bahwa Pujon merupakan sentra produksi susu sapi perah. Penduduknya rata-rata memiliki mata pencarian sebagai peternak sapi perah selain sebagai petani sayur-mayur. Dari patung sapi itu pengunjung harus menempuh perjalanan kira-kira 2km untuk sampai ke pintu masuk, di kiri dan kanan jalan banyak rumah penduduk kira-kira sepanjang 500meter dari pintu masuk menuju ketempat wisata air terjun.

Jalan masuk menuju lokasi sangat memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata ini. Kita dapat melihat keindahan alam, pohon-pohon yang tinggi, tanaman kecubung, aneka satwa dan ada juga tempat penginapan Griyawana Coban Rondo. Banyak fasilitas yang tersedia di daerah air terjun Coban Rondo antara lain: Out Bound management training, bumi perkemahan di alam bebas, penginapan dengan harga yang terjangkau, lintas sepeda gunung, lintas hutan indah dan masih banyak lagi. Airnya yang jernih terjun dari ketinggian 84 meter. Wisata Coban Rondo ini berada pada ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Udara sangat dingin dengan suhu rata-rata sekitar 22 derajat Celcius dengan curah hujan kurang lebih 1.721 milimeter per tahun. Airnya berasal dari sumber air di Cemoro Dudo di lereng Gunung Kawi, dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan (debit air sangat besar dan warna air cokelat bila hujannya lebat, dan bila debit air hujan Coban Rondo relatif konstan maka kualitas airnya baik). Pada musim kemarau debit air 90liter per detik lebih sedikit karena hutan yang gundul. Objek ini berada di kawasan yang dikuasai Perum Perhutani, sehingga pengelolaan wisata-nya ditangani pihak Perhutani.

Batu besar yang terletak di dasar Coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara. Penantian Sang Dewi terasa sampai kini lewat getaran kesunyian dan keheningan yang dipancarkan oleh suasana alam di sekitar air terjun tersebut. Di kanan-kiri air terjun merupakan tebing berbatuan dan sekelilingnya merupakan hutan. Disekitar air terjun terdapat sebuah palinggih yang kondisinya cukup memprihatinkan. bangunan palinggih setengah kayu setengah beton ini kelihatannya pernah roboh dan mengalami patah di tengah-tengah. Namun dipaksa diposisikan kembali dengan disangga batu kecil-kecil.
 

Copyright © 2010 Picnic Together Designed by Ipietoon Blogger Template
Girl Vector Copyrighted to Dapino Colada