Kawah Putih, Jawa Barat

Saturday, March 24, 2012

Kawah Putih adalah terletak di Gunung Patuha tak jauh dari Ciwidey yang kira kira berjarak 40 km sebelah selatan kota Bandung. Perjalanan dari Soreang ke Ciwidey hari itu cukup padat. Begitu sampai di Ciwidey, banyak sekali tanaman strawberry. Kalau mau, Anda bisa beli dengan memetik sendiri. Selain strawberry juga terlihat beberapa restoran khas Sunda seperti misalnya Saung Sawah dan Sindang Reret. Disitu kita bisa menikmati nasi timbel dengan lauknya yang sedap yang bisa berupa ikan dan ayam goreng atau bakar, daging gepuk, karedok, sayur asem, segala macam pepesan dan sambal lengkap dengan lalapannya.

Perjalanan dari Ciwidey ke Kawah Putih cukup menanjak dan di beberapa tempat sayang sekali jalannya cukup rusak berlubang lubang. Sesampainya di Kawah Putih, mobil di parkir ditempat parkir yang sekelilingnya penuh dengan warung warung makan dan penjual buah buahan. Perjalanan dengan jalan kaki dari tempat parkir ke kawah cukup bagus, pendek dan mudah.

Dari jauh, Anda dapat melihat air kawah yang berwarna hijau turquoise muda. Warna air kawah ini bisa berubah menjadi kecoklatan atau keputihan tertutup kabut. Tanah dan bebatuan sekitar kawah yang berwarna putih membuat mata pilau dan berkaca kaca. Bau belerang-nya tidak terlalu menusuk hidung, namun kadang kadang berbau seperti durian.

Pada zaman Belanda dulu, ditempat ini terdapat sebuah pabrik belerang yang dikenal dengan nama Swavel Ontgining Kawah Putih. Dizaman Jepang pabrik belerang ini diberi nama Kawah Putih Kenzanka Yokoya Ciwidey yang mendapat pengawasan langsung dari militer Jepang. Sejak tahun 1991 Pemerintah Daerah bersama dengan Perum Perhutanan Unit III Jawa Barat dan Banten mengembangkan Kawah Putih ini sebagai Ecoturism Wana Wasta Kawah Putih. Walau dibeberapa tempat jalanan berlubang dan berbatu, pemandangan indah disekitar kawah ini begitu mempesona, membuat perjalanan ini berkesan.

Ancient City

Wednesday, March 14, 2012

Dunia mengenal sejumlah situs-situs kota yang telah ditinggalkan penghuninya. Situs-situs purbakala ini tersebar di seluruh negara. Mereka merefleksikan kebesaran kebudayaan dan pencapaian manusia yang hidup di masanya. Ada yang di masa prasejarah, ada yang sudah masuk masa sejarah.

Petra, Yordania: Inilah istana yang dipahat di sebuah bukit batu. Diperkirakan manusia menghuni Petra sejak abad ke-2 Masehi. Dalam foto National Geographic ini, bangunannya disebut sebagai El-Deir. Arkeolog menyimpulkan bangunan ini dahulunya sebagai kuil pemujaan, sebelum berubah menjadi gereja atau biara.

Machu Picchu, Peru: Sebuah kota di atas gunung. Penemuannya menghebohkan dunia arkeologi. Padahal ia baru ditemukan 100 tahun lalu. Hingga saat ini arkeolog masih belum pasti apa fungsi kota Macchu Picchu ini. Sebab bangsa India Inca yang membangunnya tidak memiliki budaya tulis menulis dan tidak ada tinggalan tertulis.

Palenque, Meksiko: Inilah kota besar bangsa Indian Maya yang pertama. Terletak di tengah hutan lebat di tenggara Meksiko. Berbatasan dengan Guatemala. Diperkirakan bangsa Maya sudah menghuni Palenque sejak 3000 tahun lalu. Sepanjang sejarahnya, Maya lantas membangun kota besar lainnya seperti Tikal yang masuk kategori kota kosmopolitan di masanya.

Troya, Turki: Salah satu kota kuno yang paling terkenal dalam sejarah. Kota Troya diselimuti misteri, legenda, dan intrik. Apalagi ia muncul dalam cerita Illiad oleh pujangga Yunani, Homer. Tinggalan kota Troya ditemukan di sebelah barat laut Turki pada abad ke 19 oleh arkeolog Jerman, Heinrich Schliemann. Ia menggali di kota Hisarlik, malah menemukan Troya. Situs Troya ternyata bukan situs tunggal. Kotanya dibangun di atas kota lain. Tercatat ada sembilan kota berbeda di dalam satu situs yang sudah berumur sekitar 5000 tahun ini.
Mohenjo Daro, Pakistan: Salah satu kota tertua di Asia dan di dunia. Mohenjo Daro berkembang karena dialiri Sungai Indus. Ia ditemukan pada 1921. Saudara kembar kota ini, yang juga tua, adalah Harappa. Umur kota ini diperkirakan mencapai 4.500 tahun. Ia berdagang dengan kota kuno lainnya, Mesopotamia.

Palmyra, Siria: Kota ini dikenal juga sebagai nama Tadmor. Kota ini masih pegang peranan penting hingga abad-19. Para pedagang sejak 300 Masehi sudah singgah ke Palmyra untuk beristirahat sebelum meneruskan perjalanan ke Mesopotamia dan Persia. Letaknya yang strategis membuat kota ini dijajah bangsa Romawi di awal Masehi.

Tanis, Mesir: Kota Tanis termasuk salah satu kota paling misterius di dunia. Ia pernah menjadi ibu kota Mesir kuno. Di kota inilah salah satu temuan arkeologi paling heboh berada, yaitu mumi keluarga kerajaan Mesir. Temuan ini sejajar berharganya dengan temuan mumi Tutankhamun.

Great Enclosure, Zimbabwe: Kota di Afrika ini sering disebut sebagai salah astu kota yang muncul dalam berbagai kitab suci. Tempat Ratu Sheba. Arkeolog masih belum dapat menyimpulkan sejauh mana peranan dan fungsi kota yang ditinggalkan penghuninya ini. Bukti-bukti sementara menghasilkan kota ini dibangun oleh suku Shona, suku leluhur suku Bantu sekitar 1.250 tahun lalu. Kota ini dikabarkan sebagai pusat kota pemujaan.

Nimrud, Irak: Terletak di utara Irak, kota ini menjadi ibu kota Kerajaan Asiria. Bangsa yang ditakuti pada masanya karena kejam dan haus darah. Selalu menjajajh kota-kota di sekitarnya. Asiria muncul di catatan sejarah pada abad-14 sebelum Masehi. Mereka mendominasi wilayah Irak-Iran-Turki dan sekitarnya. Perebutan wilayah dengan negara tetangganya, Babilonia, membuat Nimrud perlahan-lahan ditinggalkan warga sekitar 612 sebelum Masehi. Warga pindah ke kota Nineveh.

Persepolis, Iran: Salah satu kota kuno terbesar dan berpengaruh dalam sejarah dunia. Persepolis adalah ibu kota dari Kerajaan Persia. Saking besarnya kerajaan Persia, mereka punya empat ibu kota. Persepolis dibangun pada 520 sebelum Masehi. Kota ini dibangun dengan arsitektur yang megah dan rumit. Dihiasi perak dan emas. Pahatan-pahatan kualitas tinggi ada di tiap tinggalan. Persepolis dan Persia jatuh ditaklukan Aleksander Agung. Ia membakar kota ini hingga rata dengan tanah. Sekarang sisa-sisanya masih bisa dinikmati di Iran.

Stonehenge, Inggris: Sudah ratusan tahun arkeolog mencoba mengartikan apa makna dibalik tumpukkan batu Stonehenge. Tapi tetap saja misteri masih menyelimuti tumpukkan batu simetris ini.

Mesa Verde, Amerika Serikat: Di bukit ini, sebanyak 600 lubang menyerupai sumur dibuat oleh bangsa Indian Pueblo atau dikenal juga dengan sebutan Anasazi. Mereka hidup sejak 550 sebelum Masehi. Mereka membangun rumah di bukti batu ini. Rumah terbesar yang dibangun bisa menampung hingga 250 orang.

Turtle Island At Tanjung Benoa, Bali

Turtle Island is a small island at Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali. This island is unique because here do the breeding and preservation of some species of sea turtles. The number of turtle breeding population reaches 30 individuals. Of which are still undergoing a period of hatching eggs, until the big turtles aged 65 years. Many tourists visit the island, with a Boat ride for fifteen minutes are up on this island.

Elongated islands covering an area of ​​about three hectares, located adjacent to the village of Benoa. The distance can vary depending on the ebb and flow of sea water. At low tide to 25 minutes travel time. Meanwhile, when the tide is only 15 minutes. With a capacity of 10 people, round trip boat transportation was led to visit the coral reefs with diverse marine fish. You can enjoy the beauty of the fish and coral reefs due to boat is designed glass insert in the bottom (glass botton boat). Armed with bread crumbs or leftover bread you can fish up to the surface to watch more closely.

In captivity these visitors also found the python, sea eagles are benign pose with you if you want to take photos, rangkok birds, and other giants kelewawar-lan. Some souvenirs with the model of tortoise-shell turtle and sold here. You can also enjoy the fresh young coconut and other soft drinks.

Kelenteng Petak Sembilan

Jakarta has a hundred more Kelenteng. One was an old kelenteng Jin De Yuan in the area of ​​Old Chinatown, Glodok, West Jakarta. This kelenteng was built in 1650 by a Chinese named Luitnant Hoen Kwee and named Koan or mean Teng Pavilion lm lm Koan. In 1755, this kelenteng restored Captain Tjhie Oei and named Kim Tek Ie or the Golden kelenteng of Virtue. Kim Tek Ie stood on a land area of ​​3000 square meters. Including large coal or Tay Bio as exists at several buildings. Now the temple is still standing strong, named Vihara Dharma Bhakti, but people often call it Nine plots.

Nine plots walled kelenteng. The main door is located on the southern gate of the red dragon. Left of the gate there are three buildings that lined the kelenteng. On the second page of the main kelenteng there is a south facing following two lions (Gu Shi Bao) is said to have originated from Kwangtung Province, South China. Nine major buildings dominated by the red plot. The roof of the building is curved upwards, decorated with dragons. Inside the room there are dozens of big movies, adult body height and hundreds of small candles are lit. The smell of incense smoke scattered distinctive aroma to the room. On the left side of the main building the rooms are former monks. While in the back right corner of the page there is a bell made in 1825 the oldest of all the bells kelenteng in Jakarta.

Ahead of Lunar New Year celebration, usually in the kelenteng officials are busy cleaning the iron fence and repainted with red paint. This kelenteng is never empty of visitors, especially the Chinese community who want to pray. Many of the pilgrims and tourists who come while looking ritual activities of visitors. The beauty and uniqueness of this kelenteng, is also often used as the object of shooting enthusiasts fotograpi and music video filming location. Besides the kelenteng, before the Chinese New Year festivities are felt when we were in nine plots in the area of ​​Market Glodok, West Jakarta. Prior 10 days before the Lunar Many residents of Chinese descent from all over Jakarta come to this market to buy supplies typical of celebrating the Chinese New Year.

Ahead of Lunar New Year, some snacks and knick-knacks that sells Chinese New Year. Lunkhead typical basket of cakes wrapped in leaves China or plastic, much sought after buyer. Moreover, the seller packed cardboard cake-basket with beautiful red kardsus. Much sought after cake basket buyers because in addition to eat alone and delivered to relatives as well to pray.

Assorted dry sweets such as kana, plum fruit and sweetened orange peel is also widely sold in this market. There are yet some are already packed in a sealed cardboard packaging. Foods that taste sweet like candy and sweets are also sought a buyer. Chinese people regard it as a symbol of the sweet life. Therefore both light snack is often served at Chinese New Year to celebrate the new year brings sweetness. Lunar typical fruit is also the target buyer, such as citrus, lychee and plum fruit. Citrus fruits, especially citrus mandarin, grapefruit Io and also hired a lot of buyers. Oranges are considered Chinese citizens as a fruit that symbolizes brotherhood and harmony.

Nine plots were in the market in advance before the Chinese New Year, among the crowd of sellers and buyers, clearly giving its own nuances. This market presents a different atmosphere compared to other traditional markets. A row of lanterns and Lunar typical trinkets other traders sold red on the left side of the road, as if we were bringing in one corner of a crowd in China.

National Marine Park of Bunaken

Friday, March 9, 2012

Bunaken National Park is representative of the ecosystem of a tropical forest ecosystem of mangroves, coral reef, and land/coastal ecosystems. It is located at North Sulawesi about 15 km from Manado city with a friendly people.
The waters of Bunaken Marine are extremely deep (1566 m in Manado Bay), clear (up to 35-40 m visibility), refreshing in temperature (27-29 C) and harbor some of the highest levels of biodiversity in the world. Pick any of group of interest - corals, fish, echinoderms or sponges - and the number of families, genera or species is bound to be astonishingly high. Has recorded 13 genera of living coral and approximately 91 species of fish found in the waters of Bunaken National Park, such as fish of gusumi horse (Hippocampus kuda), white oci (Seriola rivoliana), lolosi yellow tail (Lutjanus kasmira), goropa (Ephinephelus spilotoceps and Pseudanthias hypselosoma), ila gasi (Scolopsis bilineatus) , and others. Type moluska like giant kima (Tridacna gigas), the goat (Cassis cornuta), hollow nautilus (Nautilus pompillius), and tunikates/ascidian. The park has around 70 genera of corals; compare this to a mere 10 in Hawaii. Although the exact number of fish species is unknown, it may be slightly higher than in the Philippines, where 2,500 species, or nearly 70% of all fish species known to the Indo-western Pacific, are found.

The beautiful of Bunaken marine has identified at many years ago by the divers, but the Indonesian government just announce officially in October 1991 as National Marine Parks Tourism and Conservation areas in Indonesia. In the North Bunaken National Park consists of Bunaken island, Manado Tua island, Montehage island, Siladen island, Nain island, Nain Small island, and some of Tanjung Pisok coastal areas. While in the South include some Tanjung Kelapa coastal.

The tourists can dive down to see the beautiful of Bunaken bottom sea. Dives location are limited in each of beaches, more or less any 20 point dive (Dive spot) and 12 point of them in the vicinity of Bunaken Island is often visited by divers and bottom sea beauty lovers. On the island there is underwater great walls, also called the hanging walls or walls of a giant coral with vertical standing and vaulted to the top. coral wall is also a source of food for fish in the waters around Bunaken Island.

How to reach the location:
Bunaken National Park can be achieved through from Manado port, Marina Nusantara Diving Center (NDC) in the Molas subdistrict and Marina Blue Banter. From Manado port to the Siladen island need around 20 minutes by motor boat, to Bunaken Island around 30 minutes, to Montehage island around 50 minutes and to Nain island around 60 minutes. From Marina Blue Banter to the Bunaken island tourist area will need within 10-15 minutes by yacht, meanwhile from NDC port will need around 20 minutes to the dives location in Bunaken island by speed boat.

Best season visit: May till in August each of year. Don't miss it.
 

Copyright © 2010 Picnic Together Designed by Ipietoon Blogger Template
Girl Vector Copyrighted to Dapino Colada