Surabaya disimbolkan dengan sebuah patung yang berbentuk Ikan hiu (bahasa Jawa adalah Suro) dan Buaya (Boyo). Patung ini terletak tepat didepan Kebun Binatang Surabaya.
Makanan khas yang saya kenal pertama kali di kota Surabaya adalah rujak cingur. Waktu pertama kali makan makanan tersebut, tentunya belum cocok dengan lidah Palembangku, maklum lidahku terbiasa dengan masakan pakai santan dan cuka empek-empek. Tetapi, lama kelamaan akhirnya Rujak Cingur menjadi salah satu makanan favoritku. Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk, dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring. Cingur adalah bahan andalan yang berasal dari sapi berupa kikil. Konon kata “Cingur” sendiri berarti Mulut. Banyak yang beranggapan kalau Cingur tersebut berasal dari mulut Sapi. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah-buahan seperti ketimun, krai (sejenis ketimun khas Jawa Timur), bengkoang, mangga muda, nanas, kedondong yang ditambah dengan lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo dan cingur serta sayuran-sayuran seperti tauge, kangkung, kacang panjang, dan kubis. Semua bahan tersebut dicampur dengan bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang, gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan pisang klutuk yang masih muda. Semua bumbu dicampur dengan cara diuleg. Hmhmm... enak sekali, dan biasanya saya makan rujak cingur tanpa memakai lontong tapi ditambah dengan nasi.
Tempat wisata pertama kali yang kami kunjungi adalah Pantai Kenjeran. Pantai kenjeran terletak disebelah timur kota Surabaya. Taman hiburan pantai menawarkan objek wisata alami dengan fasilitas permainan untuk anak-anak seperti komedi putar, perosotan, jungkat-jungkit, tangga lingkar, dan permainan anak lainnya. Hal lain yang menarik dari pantai Kenjeran adalah bibir pantainya yang ditata dengan arsitektur Cina (Kya-Kya Kenjeran, nama tepian pantai ini). Gaya arsitekturnya yang cantik membuat Kya-Kya Kenjeran menjadi tempat rekreasi favorit keluarga di Surabaya. Pada malam hari, Kya-Kya terlihat lebih menarik. Cahaya temaram dari lampion-lampion cantik yang bergelantungan membuat suasana pantai terasa indah. Ditepian pantai banyak penjual yang menjual makanan, minuman dan asesoris dari kerang. Pengunjung bisa menikmati aneka makanan laut di restoran sea food yang berderet di sepanjang pantai, makanan laut khas Surabaya seperti lontong kupang, sate kerang, dan kepiting rebus. Cobalah naik perahu ke tengah laut. Banyak nelayan yang menyediakan jasa perahu. Mintalah pada nelayan tersebut untuk mengantarkan berperahu ke tengah laut. Dari tengah laut, kita bisa melihat panorama pantai Kenjeran secara utuh dengan segala aktivitasnya, juga dapat melihat dari dekat hiruk-pikuk kapal-kapal nasional maupun internasional yang hendak berlabuh atau bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Hal yang ketiga yang saya kenal dari Surabaya adalah Monumen Tugu Pahlawan, Monumen ini setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 10 bidang. Monumen ini berada di tengah-tengah kota, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu icon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November dimana pada tahun 1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Surabaya merupakan kota pelabuhan laut. Saat ini pelabuhan Tanjung Perak telah berkembang menjadi pelabuhan Internasional terbesar kawasan Indonesia Timur, Disamping sebagai pelabuhan kargo dan penumpang, Tanjung Perak dilengkapi pula dengan terminal peti kemas. Pelabuhan penumpang Tanjung Perak menghubungkan Surabaya dengan kota-kota pelabuhan lain di Indonesia. Di sebelah pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, yakni pelabuhan ferry dengan tujuan Madura.
Demikianlah sekilas khas Suroboyoan yang saya ketahui, semoga menjadi tambahan pengetahuan untuk kita semua.
Makanan khas yang saya kenal pertama kali di kota Surabaya adalah rujak cingur. Waktu pertama kali makan makanan tersebut, tentunya belum cocok dengan lidah Palembangku, maklum lidahku terbiasa dengan masakan pakai santan dan cuka empek-empek. Tetapi, lama kelamaan akhirnya Rujak Cingur menjadi salah satu makanan favoritku. Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk, dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring. Cingur adalah bahan andalan yang berasal dari sapi berupa kikil. Konon kata “Cingur” sendiri berarti Mulut. Banyak yang beranggapan kalau Cingur tersebut berasal dari mulut Sapi. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah-buahan seperti ketimun, krai (sejenis ketimun khas Jawa Timur), bengkoang, mangga muda, nanas, kedondong yang ditambah dengan lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo dan cingur serta sayuran-sayuran seperti tauge, kangkung, kacang panjang, dan kubis. Semua bahan tersebut dicampur dengan bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang, gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan pisang klutuk yang masih muda. Semua bumbu dicampur dengan cara diuleg. Hmhmm... enak sekali, dan biasanya saya makan rujak cingur tanpa memakai lontong tapi ditambah dengan nasi.
Tempat wisata pertama kali yang kami kunjungi adalah Pantai Kenjeran. Pantai kenjeran terletak disebelah timur kota Surabaya. Taman hiburan pantai menawarkan objek wisata alami dengan fasilitas permainan untuk anak-anak seperti komedi putar, perosotan, jungkat-jungkit, tangga lingkar, dan permainan anak lainnya. Hal lain yang menarik dari pantai Kenjeran adalah bibir pantainya yang ditata dengan arsitektur Cina (Kya-Kya Kenjeran, nama tepian pantai ini). Gaya arsitekturnya yang cantik membuat Kya-Kya Kenjeran menjadi tempat rekreasi favorit keluarga di Surabaya. Pada malam hari, Kya-Kya terlihat lebih menarik. Cahaya temaram dari lampion-lampion cantik yang bergelantungan membuat suasana pantai terasa indah. Ditepian pantai banyak penjual yang menjual makanan, minuman dan asesoris dari kerang. Pengunjung bisa menikmati aneka makanan laut di restoran sea food yang berderet di sepanjang pantai, makanan laut khas Surabaya seperti lontong kupang, sate kerang, dan kepiting rebus. Cobalah naik perahu ke tengah laut. Banyak nelayan yang menyediakan jasa perahu. Mintalah pada nelayan tersebut untuk mengantarkan berperahu ke tengah laut. Dari tengah laut, kita bisa melihat panorama pantai Kenjeran secara utuh dengan segala aktivitasnya, juga dapat melihat dari dekat hiruk-pikuk kapal-kapal nasional maupun internasional yang hendak berlabuh atau bertolak dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Hal yang ketiga yang saya kenal dari Surabaya adalah Monumen Tugu Pahlawan, Monumen ini setinggi 45 meter dan memiliki sisi sebanyak 10 bidang. Monumen ini berada di tengah-tengah kota, dan di dekat Kantor Gubernur Jawa Timur. Tugu Pahlawan merupakan salah satu icon Kota Surabaya sebagai Kota Pahlawan. Monumen Tugu Pahlawan menjadi pusat perhatian setiap tanggal 10 November dimana pada tahun 1945 banyak pahlawan yang gugur dalam perang kemerdekaan.
Surabaya merupakan kota pelabuhan laut. Saat ini pelabuhan Tanjung Perak telah berkembang menjadi pelabuhan Internasional terbesar kawasan Indonesia Timur, Disamping sebagai pelabuhan kargo dan penumpang, Tanjung Perak dilengkapi pula dengan terminal peti kemas. Pelabuhan penumpang Tanjung Perak menghubungkan Surabaya dengan kota-kota pelabuhan lain di Indonesia. Di sebelah pelabuhan Tanjung Perak terdapat Pelabuhan Ujung, yakni pelabuhan ferry dengan tujuan Madura.
Demikianlah sekilas khas Suroboyoan yang saya ketahui, semoga menjadi tambahan pengetahuan untuk kita semua.
0 komentar:
Post a Comment