Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

Wisata Di Sukabumi

Thursday, May 31, 2012

Kabupaten Sukabumi terletak lebih kurang 120 Km dari Jakarta atau sekitar dua setengah jam perjalanan dengan mobil pribadi. Tempat ini sangat mudah dicapai dari Jakarta, Bogor dan Bandung. Sukabumi memiliki wisata yang beraneka ragam, mulai dari wisata laut, pantai sampai wisata gunung. Beberapa obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan.
 
1. Wisata Pantai
Sukabumi memiliki bentangan Pantai sepanjang 117 km, di antaranya Pantai Cibangban yang berjarak 17 km dari Pelabuhan ratu. Pantai ini sangat indah karena memiliki ketenangan pantai bila dibandingkan dengan pantai-pantai lain yang berada di Palabuhan ratu, serta ditunjang oleh lingkungan panorama keindahan alam yang luar biasa. Keindahan Pantai Pelabuhan ratu akan lebih menakjubkan bila disaksikan sore hari saat terbenam matahari, terlebih pada waktu bulan purnama. Untuk dapat menyaksikan panorama sunset ini bisa dilihat dari pantai Karang Hawu. Untuk penginapan, di sepanjang pantai ini banyak tersedia penginapan yang menawarkan berbagai fasilitas, salah-satunya adalah Inna Samudra Beach Hotel.

2. Surfing
Palabuhan ratu memiliki banyak pantai dengan ombak yang sangat cocok untuk melakukan kegiatan selancar, antara lain Pantai Cimaja, Pantai Ombak Tujuh dan beberapa pantai lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik pagi maupun sore hari, karena angin yang terbaik untuk melakukan selancar biasanya mulai bertiup dari pukul sebelas pagi sampai dengan pukul empat sore. Biasanya musim yang terbaik untuk kegiatan selancar adalah pada bulan Mei sampai Oktober. Karang Hawu yang biasanya disebut memiliki pemandangan matahari terbenam yang indah, juga merupakan tempat selancar yang baik. Letaknya kurang lebih 2 km dari Cimaja, sedangkan di sebelah timur Cimaja terdapat Karangsari dengan ombak tidak terlalu besar merupakan tempat yang sangat cocok bagi pemula.
 
3. Arung Jeram
Sukabumi memiliki banyak sungai, di antaranya ada beberapa sungai yang sudah sangat terkenal dengan kegiatan arung jeram, seperti Sungai Citarik yang berada kurang lebih 30 Km dari Kota Sukabumi, sungai ini memiliki alur jeram terbaik dan mempunyai alur yang berliku-liku ke bawah dari gunung Halimun hingga kepesawahan dengan pemandangan hutan yang sangat indah dari kiri kanannya. Sungai lainnya yang biasa juga dipakai untuk Arung Jeram adalah sungai Cicatih dan sungai Cimandiri.

4. Upacara Tahunan
Upacara Tahunan para nelayan merupakan acara tradisi para nelayan di Palabuhanratu dalam rangka mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas kenikmatan yang diperoleh mereka dari sumber kelautan dalam kehidupan sehari-hari. Acara ini dilaksanakan pada bulan April setiap tahunnya.

5. Wana Wisata Cangkuang
Wana Wisata Cangkuang merupakan obyek Wisata KPH Sukabumi yang memberikan nuansa alam yang khas di lereng Gunung Salak. Terletak dilereng Gunung Salak Desa Cidahu Kabupaten Sukabumi, dengan suasana alam yang segar dan alami sehingga memberikan suasana kesejukan dan ketenangan, sehingga sangat cocok untuk rekreasi keluarga, pelajar dan karyawan. Selain itu Wana Wisata Cangkuang juga sangat cocok untuk melaksanakan meeting perusahaan. Untuk pelajar dan pengunjung yang interest terhadap wisata petualangan pengelola telah menyiapkan camping ground dan hiking track untuk mencapai Kawah Ratu dan Air Terjun Dua Undak.

6. Wana Wisata Cipelang
Obyek Wisata Cipelang merupakan obyek wisata yang menawarkan suasana alam pegunungan dengan karakteristik yang khas, pengunjung dibawa kedalam suasana alam yang sulit untuk ditemui saat ini, apalagi dengan rutinitas suasana kota sangat kompleks, suasana obyek wisata KPH Sukabumi sangat cocok untuk menghilangkan penat setelah bekerja, juga untuk wisata keluarga, sangat baik untuk memberikan pelajaran tentang alam dan kehidupan. Terletak 15 Km ke arah utara kota Sukabumi di kaki gunung Gede dengan suhu berkisar 18-20oC dengan kelembaban rata-rata 17 %. Dengan area camping ground yang cukup luas, Wana Wisata Cipelang sangat cocok untuk kegiatan perkemahan untuk pelajar dan umum.

7. Wana Wisata Gua Buniayu
Gua Buniayu adalah gua alam yang terbentuk akibat pelarutan dan pengikisan air hutan terhadap lapisan batugamping di kawasan perbukitan yang terjadi selama ribuan tahun. Wana wisata ini terletak di Desa Kertaangsana Kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi ke arah Sagaranten, dengan suhu udara berkisar 20-28 derajat Celcius dengan curah hujan rata-rata 3.750 mm. Sukabumi dengan kekayaan obyek wisatanya, selalu menjadi daya tarik pengunjung. Sebenarnya masih banyak lagi obyek wisata lain yang menarik untuk dikunjungi. Wisatawan tinggal menentukan sendiri obyek wisata apa saja yang layak untuk dikunjungi

Wisata Air Terjun Les, Buleleng Bali

Thursday, April 26, 2012


Air Terjun Les ini terletak di Desa Les Kecamatan Tejakula,± 38 km timur dari Kota Singaraja. Air Terjun ini mencapai tinggi kurang lebih 30 meter yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang masih alami dengan latar belakang perbukitan. Keindahan dan keunikan panoramanya mampu menarik wisatawan untuk berkunjung menikmati objek wisata Air Terjun Les. Air Terjun Les memiliki nama lain yang unik yaitu Air Terjun Yeh Mempeh yang artinya Air Terbang.  Air terjun ini letaknya memang cukup jauh, baik dari Denpasar atau Singaraja. Dari Singaraja, jaraknya sekitar 38 km, dari Kintamani jaraknya sekitar 40 km, dan dari Denpasar jaraknya sekitar 95 km.

Keunikan serta keindahan panorama disekitar Air Terjun Les dikarenakan dikelilingi oleh perbukitan yang hijau. Bukan hanya itu, didekat Air Terjun Les juga terdapat mata air yang bernama Toya Anakan. Warga setempat menyucikan mata air itu karena sering dipergunakan untuk sarana upacara. Keunikan lainnya yaitu jalan menuju ke objek wisata Air Terjun Les medannya cukup sulit dan cukup jauh dengan berjalan kaki sekitar 2 km, namun wisatawan bisa menikmati keindahan panorama alam dan suara gemercik air terjun yang disuguhkan selama perjalanan. Mandi di bawah guyuran Air Terjun Les menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa menghilangkan rasa lelah wisatawan setelah menempuh perjalanan panjang mencapai air terjun ini. Jika Anda tidak ingin mandi atau berbasah-basah, Anda juga bisa duduk-duduk saja di atas bebatuan di sekitar air terjun, menikmati pemandangan indah dan udara yang segar bebas polusi.

Makam Maulana Malik Ibrahim

Friday, January 20, 2012

Makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik ini berada di tepi Jalan Malik Ibrahim di Desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim tampak cukup bersih dan terawat dengan baik.

Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo (sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik).

Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam. Aktivitas pertama yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Berdagang membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibukota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura.
Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam di masa selanjutnya. Hingga saat ini makamnya masih diziarahi orang-orang yang menghargai usahanya menyebarkan agama Islam berabad-abad yang silam. Setiap malam Jumat Legi, masyarakat setempat ramai berkunjung untuk berziarah. Ritual ziarah tahunan atau haul juga diadakan setiap tanggal 12 Rabi'ul Awwal, sesuai tanggal wafat pada prasasti makamnya. Pada acara haul biasa dilakukan khataman Al-Quran, mauludan (pembacaan riwayat Nabi Muhammad), dan dihidangkan makanan khas bubur harisah.

Makam Sunan Giri Di Gresik

Sunan Giri adalah anak pernikahan dari Maulana Ishaq (seorang mubaligh Islam dari Asia Tengah), dengan Dewi Sekardadu (putri Menak Sembuyu, penguasa wilayah Blambangan Banyuwangi pada masa-masa akhir Majapahit).

Karena kelahirannya dianggap telah membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Dipaksa untuk membuang anaknya, Dewi Sekardadu menghanyutkannya ke laut. Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut Joko Samudra. Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudra dibawa ibunya ke Surabaya untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan Ampel mengirimnya dan Makdhum Ibrahim (Sunan Bonang), untuk mendalami ajaran Islam di Pasai. Mereka diterima oleh Maulana Ishaq yang tak lain adalah ayah Joko Samudra. Di sinilah, Joko Samudra, yang ternyata bernama Raden Paku, mengetahui asal-muasal dan alasan mengapa dia dulu dibuang.

Lokasi makam Sunan Giri terletak di desa Giri, Kecamatan Kebomas, sekitar 4 km dari alun-alun kota Gresik. Tidak terlalu sulit untuk mencapai lokasi ini, karena terletak di antara perbatasan Gresik dan Surabaya. Sunan Giri, adalah salah satu wali Allah, yang terkenal sebagai mubaligh di dalam menyiarkan agama Islam. Beliau juga seorang Negarawan yang berperan didalam mendirikan kerajaan islam Demak. Pemilik nama asli Joko Samudra ini juga mendirikan pesantren Giri di desa Sidomukti Kebomas, Giri artinya Gunung yang berbukit. Sejak itu beliau dikenal dengan sebutan Sunan Giri.

Untuk mencapai kompleks makam Sunan Giri, harus meniti anak tangga yang cukup banyak. Di sisi kanan akan berjejer para penjual makanan dan souvenir sedangkan di sisi kiri para pengemis menadahkan tangan meminta belas kasihan, dari anak-anak hingga orang tua.

Makam Sunan giri berada pada sebuah lokasi yang dipagari oleh dinding kayu berhias kembang. Untuk memasukinya, diharapkan daftar terlebih dahulu kepada seorang penjaga makam yang duduk di sana lengkap dengan nampan tempat menampung derma dari para peziarah. Untuk masuk ke dalam makam Sunan Giri, perlu membungkukan badan sebab pintunya kecil, dengan kapasitas paling banyak 20 orang.

Dalam kompleks makam, juga terdapat kuburan anak-anak Sunan Giri seperti Raden Dalem dan Sunan Panepen. Rata-rata makam bercungkup tinggi dengan dominasi warna putih bersih.
Karena letaknya yang berada di datarang tinggi, udara lumayan segar dengan hembusan semilir angin.

Di pelataran parkir, beberapa penarik ojek dan delman sudah siap menunggu. Hari-hari biasa tampak sepi. Tapi bila bertepatan dengan selawean atau tanggal 25 puasa, ramai oleh para peziarah yang membuat pedagang tumpah ruah di sana menjajakan dagangannya.

Wisata Di Jambi, Sumatra

Thursday, June 30, 2011

1. Museum Negeri Jambi
Terletak di perempatan jalan Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan jalan Urip Sumoharjo, Kotamadya Jambi. Museum ini dibangun pada tahun 1981 di atas tanah seluas 13.350 meter persegi dengan luas bangunan kurang lebih 4000 meter persegi. Di museum ini terdapat berbagai peninggalan sejarah dan budaya Jambi serta informasi tentang potensi alam yang terdapat di wilayah Jambi. Bentuk rumah Kajang Loko merupakan ciri khas dari arsitektur Museum Negeri Jambi.

2. Taman Anggrek Prof. Dr. Sri Soedewi Sofwan
Terletak di Kecamatan Telanaipura 5 kilometer dari pusat kota Jambi dengan luas areal kurang-lebih 25.056 meter persegi. Taman Anggrek ini dibangun atas prakarsa almarhum Prof. Dr. Soedewi Sofwan dan diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 4 April 1984. Di dalam taman ini terdapat bangunan utama yaitu plaza, bangunan terbuka dalam bentuk joglo sebagai pusat layanan informasi, bangunan untuk budidaya anggrek, sebuah laboratorium, kolam alam dan sebagainya.

3. Taman Rimba Aneka Ria
Terletak di Kecamatan Jambi Selatan bersebelahan dengan Bandara Udara Sultan Thoha Syafuddin. Luas areal Taman Rimba Ria ini kurang lebih 36 hektar yang sebagian besar ditumbuhi pohon-pohon rindang. Di dalam kawasan taman ini tersedia arena bermain anak-anak, kebun binatang dan arena memancing.

4. Kolam Renang Tepian Ratu
Dibangun di Kecamatan Telanaipura, berjarak 3 kilometer dari pusat kota Jambi. Kolam renang ini merupakan kolam renang bertaraf internasional dengan ukuran 20x50 meter dalam areal seluas 3 hektar. Kolam renang dilengkapi dengan tribun yang dapat menampung lebih dari 10.000 penonton.

5. Taman Mayang Mangurai
Taman ini terletak di Kecamatan Telanaipura berjarak kurang lebih 6 kilometer dari pusat kota, bersebelahan dengan luas areal kurang lebih 1 hektar. Di taman ini dapat disaksikan bangunan rumah adat Jambi yang menyimpan pakaian adat dari daerah tingkat II sepropinsi Jambi beserta perlengkapan tradisional lainnya.

6. Sanggar Batik dan Kerajinan
Dibangun di atas Kecamatan Telanaipura, berjarak kurang lebih 4 kilometer dari kota Jambi sebagai tempat berbagai jenis kerajinan seperti batik khas Jambi, anyaman rakyat, batu-batu akik dan lain-lain. Selain tempat membuat kerajinan-kerajinan tersebut juga sebagai tempat pemasarannya, termasuk batik tradisional.

7. Taman Wisata Indah Setiti
Tempat wisata ini terletak di Desa Setiti, Kabupaten Batanghari, berjarak kurang lebih 19 kilometer dari kota Jambi. Luas areal taman kurang lebih 6 hektar dilengkapi dengan taman bermain anak-anak, patung-patung berbagai jenis hewan, goa-goa dan danau-danau buatan untuk rekreasi.

8. Muara Jambi
Terletak di Desa Muara Jambi, Kecamatan Sekeman, Kabupaten Batanghari 25 kilometer di sebelah timur laut kota Jambi dan dapat dicapai melalui sungai Batanghari dan juga melalui jalur darat. Di kawasan ini terdapat beberapa candi yaitu Astano, Tinggi, Gunung Kembar Batu, Gedong, Kedaton dan Kota Mahligai. Penelitian terhadap peninggalan sejarah dan purbakala di Desa Muara Jambi ini telah dilakukan sejak tahun 1810 sampai tahun 1988. Salah satau temuan arca di Candi Gumpung yaitu arca Prajuaparamita dari zaman Singasari.

9. Bukit Dua Belas
Bukit ini terhampar di kecamatan Paul Kabupaten Bangko kurang lebih 60 kilometer dari kota Bangko. Sejak tahun 1985 ditetapkan sebagai hutan lindung/cagar biosfir dengan luas areal 28.408 hektar. Penetapan sebagai hutan lindung, disamping tempat hidup suku Anak Dalam (Suku Kubu) yang diperkirakan berjumlah kurang lebih 1000 jiwa. Di daerah pinggiran hutan lindung ini terdapat sumber air panas yang mengandung lumpur panas yang menarik untuk dikunjungi.

Wisata Agro Wonosari

Monday, April 5, 2010

Minggu, 4 April 2010.
Wisata Agro Wonosari adalah sebuah kawasan perkebunan teh yang terletak di lereng gunung Arjuna dipinggir kota Lawang Jawa Timur, terletak kira-kira 6 km dari Lawang atau 30 km sebelah utara kota Malang atau kira-kira 80 km dari sebelah selatan kota Surabaya (kurang lebih 2 jam perjalanan dari bandara Juanda Surabaya). Obyek wisata agro merupakan salah satu tempat yang nyaman dikunjungi, karena kondisi iklimnya yang sejuk dan keindahan alam dengan menyajikan nuansa perkebunana teh dengan sentuhan yang alami. Ingin mencari tempat untuk merasakan kesegaran alam dan ketenangan, mungkin tempat ini akan menjadi pilihan yang tempat untuk kita.

Fasilitas yang ada ditempat ini adalah:
  1. Tempat penginapan dengan berbagai fasilitasnya.
  2. Kolam renang keluarga.
  3. Wisata kuda mengelilingi sekitar kebun teh.
  4. Taman bermain anak-anak.
  5. Kereta nubu & dermulen.
  6. Swalayan.
  7. Wartel dan Wifi
  8. Rumah bunga.
  9. Kunjungan ke kebun
  10. Kunjungan ke pabrik
  11. Jalur sepeda sehat
  12. Lapangan bola
  13. Lapangan volley
  14. Lapangan tennis

Palembang Kota Minyak

Saturday, February 6, 2010

Saya lahir di kota Palembang (Sumatra Selatan), Indonesia. Begitu banyak kenangan masa kecil saya di kota ini. Kain songket Palembang yang berkualitas dan bermotif indah dengan benang sulam emasnya, jajanan khas Palembang, Jembatan Ampera yang membelah kota menjadi 2 bagian yaitu Palembang sebelah Hilir dan Palembang sebelah Hulu, Benteng Kuto Besak, Sungai Musi, Plaju kota minyak, Masjid Agung yang megah, tarian Gending Sriwijaya untuk menyambut tamu, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Kalo ngomong tentang makanan palembang tidak akan ada habisnya karena banyak sekali makanan khas palembang. Contohnya pempek, kemplang, tekwan, model, lemang, celimpungan, laksan, kue maksuba, dan masih banyak lagi. Pempek mudah ditemukan di setiap sudut Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Bahkan kantin-kantin di sekolah pasti ada yang menjual pempek.

Di sepanjang Sungai Musi, kita dapat menemukan beberapa objek wisata yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Sungai ini menjadi andalah masyarakat Palembang dalam hal transportasi air. Dapat dilihat dari banyaknya perahu (taksi) motor yang mondar-mandir membawa penumpang yang ingin menyeberang. Jika berkeliling di sepanjang Sungai Musi, kita harus menggunakan perahu bermotor dengan menyewanya dibawah Jembatan Ampera.

Kuto Besak merupakan keraton, pusat Kesultanan Palembang Darussalam dan sebagai pusat kekuasaan tradisional. Pengertian "Kuto" berasal dari kata Sansekerta yang artinya adalah kota, puri, benteng atau kubu. Sedangkan pengertian "Besak" diartikan sebagai pagar yang tinggi yang berbentuk dinding. Kuto Besak lokasinya berdekatan dengan kantor Walikota Palembang, tepatnya di pinggiran sungai Musi. Secara historis, Benteng Kuto Besak memiliki kepentingan umum, yaitu pengatur benda cagar budaya yang dapat menunjang pembangunan nasional di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain. Salah satu strategi pengembangan terbaik di kawasan kota bersejarah ini adalah dengan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat wisata dengan bangunan bersejarah sebagai objek wisata di kota Palembang. Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah.

Masjid Agung Palembang atau yang dulu dinamakan Masjid Sultan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Diresmikan pemakaiannya pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748). Ukuran bangunan masjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Natadagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin. Pada awal pembangunannya (1738-1748), masjid ini tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atap yang melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan. Bentuk masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang. Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.

Kota Plaju adalah kota minyak yang menurut cerita nenek moyang disana adalah merupakan anak sungai yang bermuara ke Sungai Musi yang mengalir melalui daerah yang saat ini menjadi Rumah sakit dan masjid JAUHARUL IMAN (masjid kuno), dan juga merupakan nama pohon yang dahulu cukup banyak tumbuh disekitar sungai Plaju, sungai Komering dan Pulau Layang. Pohonnya sangat tinggi dan buahnya bulat (lebih besar dari buah apel) berwarna hijau sewaktu masih mentah, jika buahnya sudah matang berwarna merah menyala dan jika sudah tua kulitnya berserabut kasar, pohon ini termasuk tumbuhan rawa atau lebak dalam bahasa Palembang. Ada juga yang mengatakan Plaju berasal dari tumbuhan perdu yang banyak tumbuh didaerah ini, di Simpang Pipa hingga Pal Tigo atau di Lebak Berayun, sering dijumpai perdu kecil dengan bunga berwarna kuning yang disebut bunga Pelaju. Plaju dengan Kilang minyaknya adalah tempat untuk menyuling minyak mentah dari lapangan minyak yang ada di sekitar Palembang dan Jambi.

Gending Sriwijaya merupakan tarian masyarakat Sumatera Selatan untuk menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah ini, seperti kepala negara, kepala pemerintahan negara dan sahabat, duta besar atau yang setara itu. Tari tradisional ini berasal dari masa kerajaan Sriwijaya. Tarian ini mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang istimewa itu. Tarian dibawakan oleh 9 orang penari yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka adalah penari inti yang dikawal dua penari lainnya yang membawa payung dan tombak. Sedang di bagian belakang adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Pada saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah digantikan dengan memakai tape recorder. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini menurut aslinya dilakukan oleh putri raja, Sultan atau bangsawan.

Melintasi Jembatan Suramadu

Friday, February 5, 2010

Jembatan Suramadu (Surabaya - Madura) telah dibuka dan diresmikan pada tanggal 10 Juni 2009 oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Keluargaku mempunyai rencana untuk melintasi jembatan Suramadu sambil rekreasi ke Madura. Hari yang telah ditetapkan tiba, pagi hari kami berangkat menuju kesana. Jarak tempuh dari rumah ke jembatan ini kira-kira 35 km, atau kira-kira 1,5 jam untuk sampai di gerbang jembatan. Jembatan ini dikelolah oleh Jasa Marga. Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp 30 ribu untuk satu mobil, kamipun melewati jembatan Suramadu ini dengan pelan-pelan sambil menikmati indahnya selat Madura dan cantiknya pembangunan jembatan Suramadu.

Jembatan Suramadu dibangun mulai tanggal 20 Agustus 2003 adalah jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dan pulau Madura yang melintasi di selat Madura. Panjang jembatan ini adalah 5.438 m (17,841 kaki). Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia, bahkan mungkin di Asia Tenggara saat ini, terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Pembangunan jembatan ini ditujukan untuk mempercepat pembangunan di Pulau Madura khususnya di bidang infrastruktur dan ekonomi karena Pulau Madura relatif tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa Timur.

Perkiraan biaya pembangunan jembatan ini adalah 4,5 triliyun Rupiah. Jalan layang atau Causeway dibangun untuk menghubungkan konstruksi jembatan dengan jalan darat melalui perairan dangkal di kedua sisi. Jalan layang ini terdiri dari 36 bentang sepanjang 1.458 meter pada sisi Surabaya dan 45 bentang sepanjang 1.818 meter pada sisi Madura.
Jembatan penghubung atau approach bridge menghubungkan jembatan utama dengan jalan layang. Jembatan penghubung ini terdiri dari dua bagian dengan panjang masing-masing 672 meter. Jembatan utama atau main bridge terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang samping sepanjang 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Lantai jembatan menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter.

Setelah sekitar 15 menit kami diatas jembatan Suramadu, akhirnya kami sampai di kota Bangkalan Madura. Pada saat itu pembangunan di sekitar kota Bangkalan memang sedang dilakukan, pembangunan gedung-gedung pertokoan di dekat pintu keluar jembatan arah Bangkalan sedang dalam pengembangan.

Hampir 2 jam kami di Bangkalan, akhirnya kami pulang ke Surabaya melewati jembatan Suramadu lagi.

Air Terjun Coban Rondo

Wednesday, February 3, 2010

Pada musim liburan anak-anak kemaren, kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Malang, Jawa Timur. Terlalu banyak arena wisata yang telah kami kunjungi seperti Wisata Sengkaling, Wisata Selecta, Alun-alun kota Malang, tapi Wisata air terjun Coban Rondo baru kali ini kami kunjungi. Ternyata tempat wisata itu tidak kalah indahnya dengan tempat wisata lainnya, bahkan di sini kami menemukan pemandangan alam yang sulit ditemukan di kota Surabaya.

Air Terjun Coban Rondo merupakan salah satu tempat wisata yang dimiliki di kabupaten Malang , Jawa Timur, Indonesia yang letaknya ±12 km dari kota Batu, tepatnya di Desa Pandansari kecamatan Pujon, dengan jarak tempuh setengah jam dari pusat kota Malang, atau lebih kurang 3 jam dari kota Surabaya. Sebelum masuk ke Kecamatan Pujon, di pertigaan jalan desa Pandansari tampak sebuah patung sapi dan patung seorang ibu memeras susu sapi. Patung itu menunjukkan bahwa Pujon merupakan sentra produksi susu sapi perah. Penduduknya rata-rata memiliki mata pencarian sebagai peternak sapi perah selain sebagai petani sayur-mayur. Dari patung sapi itu pengunjung harus menempuh perjalanan kira-kira 2km untuk sampai ke pintu masuk, di kiri dan kanan jalan banyak rumah penduduk kira-kira sepanjang 500meter dari pintu masuk menuju ketempat wisata air terjun.

Jalan masuk menuju lokasi sangat memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata ini. Kita dapat melihat keindahan alam, pohon-pohon yang tinggi, tanaman kecubung, aneka satwa dan ada juga tempat penginapan Griyawana Coban Rondo. Banyak fasilitas yang tersedia di daerah air terjun Coban Rondo antara lain: Out Bound management training, bumi perkemahan di alam bebas, penginapan dengan harga yang terjangkau, lintas sepeda gunung, lintas hutan indah dan masih banyak lagi. Airnya yang jernih terjun dari ketinggian 84 meter. Wisata Coban Rondo ini berada pada ketinggian 1.135 meter di atas permukaan laut. Udara sangat dingin dengan suhu rata-rata sekitar 22 derajat Celcius dengan curah hujan kurang lebih 1.721 milimeter per tahun. Airnya berasal dari sumber air di Cemoro Dudo di lereng Gunung Kawi, dengan debit 150 liter per detik pada musim hujan (debit air sangat besar dan warna air cokelat bila hujannya lebat, dan bila debit air hujan Coban Rondo relatif konstan maka kualitas airnya baik). Pada musim kemarau debit air 90liter per detik lebih sedikit karena hutan yang gundul. Objek ini berada di kawasan yang dikuasai Perum Perhutani, sehingga pengelolaan wisata-nya ditangani pihak Perhutani.

Batu besar yang terletak di dasar Coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara. Penantian Sang Dewi terasa sampai kini lewat getaran kesunyian dan keheningan yang dipancarkan oleh suasana alam di sekitar air terjun tersebut. Di kanan-kiri air terjun merupakan tebing berbatuan dan sekelilingnya merupakan hutan. Disekitar air terjun terdapat sebuah palinggih yang kondisinya cukup memprihatinkan. bangunan palinggih setengah kayu setengah beton ini kelihatannya pernah roboh dan mengalami patah di tengah-tengah. Namun dipaksa diposisikan kembali dengan disangga batu kecil-kecil.
 

Copyright © 2010 Picnic Together Designed by Ipietoon Blogger Template
Girl Vector Copyrighted to Dapino Colada